Krisdayanti Soroti Hilangnya Devisa Negara Sekitar 180 Trilyun, Akibat Masyarakat Indonesia Berobat Keluar Negri

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":[],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

Jakarta, – (Asta Cita Media)

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day)
2025, Bidang Kesehatan DPP PDI Perjuangan bersama Forum Kedaulatan Kesehatan
merayakannya bersama perempuan pasien kanker di RSUP Cipto Mangunkusumo Sabtu (8/3/2025).

Forum
Kedaulatan Kesehatan merupakan sebuah forum komunikasi yang membahas persoalan
kesehatan, riset, advokasi lapangan hingga kebijakan.

Kanker selalu menjadi momok penyakit yang menakutkan, berbiaya tinggi dan lekat dengan
aroma kematian. Kanker merupakan penyakit serius yang dapat menyerang laki-laki dan
perempuan.

Namun ada jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan, yakni kanker payudara, kanker serviks, kanker indung telur atau kanker ovarium, kanker rahim atau
kanker uterus.
Kanker merupakan penyakit serius, selain memerlukan biaya tinggi dalam penanganannya,
dan dampak psikologis bagi pasien dan keluarganya.

Kanker adalah penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9.6 juta kematian setiap tahunnya, angka ini hampir sama dengan jumlah penduduk Jakarta. Diperkirakan, 70% kematian akibat kanker terjadi di negara. berkembang, termasuk Indonesia.
Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita.

Jumlah ini memiliki angka mortalitas yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker. Secara global, kanker serviks
merupakan kanker keempat yang paling umum pada wanita.

Pada tahun 2022 diperkirakan
660.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks di seluruh dunia. Sekitar 350.000 wanita meninggal karena penyakit tersebut. Hampir semua kasus kanker serviks (99%) terkait dengan infeksi HPV.
“Kalau yang lain-lain memperingati IWD dengan melakukan unjuk rasa, kami sengaja datang
ke sini menyampaikan rasa. Karena kanker bukan hanya tentang penyakit, tapi juga tentang
harapan, perjuangan, dan kebersamaan.

Kami datang ke sini, merayakan Hari Perempuan
Internasional bersama perempuan-perempuan pejuang, para perempuan pasien kanker,
memberikan dukungan secara moril kepada teman-teman pasien.” Ujar Ribka Tjiptaning, ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan.

Turut hadir dalam kesempatan ini antara lain. Krisdayanti, Chica Koeswoyo, Wa Ode Herlina dan para perempuan kader pendamping
kesehatan.

Krisdayanti dalam kesempatan ini menyoroti hilangnya devisa negara sebesar Rp 180 triliun,
yang disebabkan banyaknya masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.

Pernyataan hilangnya devisa ini merupakan sorotan pemerintah dalam Rapat Kerja Kementerian Kesehatan pada Rabu 24 April 2024. “Kehilangan ini semestinya menjadi evaluasi oleh pemerintah terkait layanan kesehatan, mengapa masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri.

Selain sebaran layanan kesehatan yang masih belum merata secara nasional, apa lagi yang perlu diperbaiki. Itu pemerintah harus bergegas.” Krisdayanti sendiri merupakan anggota DPR RI Komisi IX periode 2019 – 2024.

“Kalau tidak mau kehilangan devisa terus-menerus, ya harus perbaiki kualitas layanan dong, kualitatif dan kuantitatif. Bukan hanya teknologinya, tapi juga sumber daya manusianya.”Pungkas Krisdayanti.

DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan menyampaikan terimakasih kepada semua dokter dan
perawat yang memberikan layanan penuh kasih tanpa diskriminasi. Karena pelayanan seperti
inilah yang dibutuhkan oleh pasien, khususnya pasien kanker. Pelayanan penuh kasih tanpa
diskriminasi.

Patut menjadi perhatian bersama, apakah benar sudah semua dokter, perawat, tenaga medis dan layanan medis telah memberikan layanan yang penuh kasih dan non
diskriminatif? Khususnya kepada mereka pasien yang berangkat dari ekonomi kurang mampu.

Ahmad Dani Rasis & Misoginis
Beberapa hari ini, kita ditampar oleh sebuah kenyataan, dimana seorang anggota DPR dalam
pernyataannya menempatkan perempuan tak ubahnya hewan ternak.

Kami mengecam pernyataan Ahmad Dhani agar pemain sepak bola asing yang memasuki usia pensiun dinaturalisasi dengan cara menikah dengan perempuan Indonesia.

Pernyataan Ahmad Dani dalam rapat Komisi X DPR RI bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI terkait naturalisasi tiga calon pemain timnas Indonesia bukan hanya melecehkan perempuan, namun secara langsung melecehkan lembaga DPR RI.
Dari apa yang disampaikan oleh Ahmad Dani, menunjukkan bahwa kita masih berhadapan dengan situasi yang sangat diskriminatif terhadap perempuan.

Di momentum hari ini, kita
diingatkan bahwa belum semua pihak berkomitmen dan bertindak atas komitmennya tersebut untuk memperjuangkan keadilan gender. Adil Gender. Perjuangan Perempuan
Masih Panjang.

Dalam kesempatan ini, kami juga menyampaikan solidaritas kepada seluruh teman-teman buruh yang tidak lagi bekerja, khususnya buruh perempuan. Maraknya penutupan pabrik belakangan ini tentunya memberikan dampak yang besar kepada buruh, khususnya buruh perempuan.

Sebab apa, ketiadaan pekerjaan bukan hanya mengancam stabilitas ekonomi keluarga, namun juga memperberat kerentanan sosial yang ditanggung oleh kaum perempuan.

Berangkat dari hal ini, Negara harus hadir, guna memperkuat perlindungan sosial bagi buruh
perempuan yang kehilangan pekerjaan. Negara tidak boleh mangkir, 19 juta lapangan
pekerjaan yang menjadi janji politik Prabowo – Gibran harus segera dibuktikan, bukan hanya
sekedar omon-omon belaka.
Masih banyak persoalan, namun tak semuanya dapat kami sampaikan melalui pernyataan ini.

Mengingat, persoalan perempuan adalah persoalan masyarakat, sebagaimana dijelaskan oleh
Bung Karno. Apa-apa yang menjadi persoalan masyarakat adalah persoalan perempuan. Apa-
apa yang menjadi persoalan perempuan adalah persoalan masyarakat.

Terakhir, kami tak bosan mengingatkan agar pemerintah mengkaji ulang program Makan Siang
Gratis. Program yang mengambil banyak anggaran, menyebabkan dipangkasnya banyak
anggaran dari sektor lain.

Kami tegaskan, Makan Siang Gratis adalah program mubazir!
Memberi makan siang gratis kepada anak-anak sekolah, namun merampas pekerjaan orangtuanya, sehingga tidak bisa memberikan makan malam.

Makan Siang Gratis harusnya sejalan dengan program nasional sebelumnya, yang sampai saat
ini masih belum tuntas, yakni pemberantasan stunting.

Makan Siang Gratis harus dikaji ulang terkait sasaran penerima manfaat dan juga pelaksanaannya.

Selamat Hari Perempuan se Dunia!!!
Hidup Perempuan!!!
Hidup Perempuan Yang Berjuang!!!

(WH/Red)

Berita Terkait

Berita Lainnya

Safari Ramadan ke Kota Tangerang, Wagub Janji Perbaiki Jalan dan Bersihkan Sungai

Kota Tangerang, – (Asta Cita Media) Wakil Gubernur (Wagub) Banten, A. Dimyati Natakusumah, menyampaikan komitmennya…

Polresta Tangerang Bersama Insan Media, Bukber Bersama,dan Bagikan Takjil

Kabupaten Tangerang, – (Asta Cita Media) Polresta Tangerang giat Ramadhan berbagi takjil untuk berbuka puasa…

Mengawali Masa Tugasnya Bupati Tanggamus, M. Saleh Asnawi Melakukan Inspeksi Mendadak di Beberapa Kantor Organisasi Perangkat Daerah

Tanggamus Lampung, – (Asta Cita Media) Bupati Tanggamus, M. Saleh Asnawi, didampingi Wakil Bupati, Agus…

Jalin Kemitraan, Polres Metro Tangerang Kota Bagikan Takjil dan Bukber Bersama Insan Pers

Kota Tangerang, – (Asta Cita Media) Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya bersama…

Pengungkapan Kasus Narkotika Jenis Ekstasi Oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Tangerang Selatan

Tangsel, – (Asta Cita Media) Polres Tangerang Selatan Berawal pada hari jumat tanggal 28 Februari…